Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan Hortikultura Indonesia https://epros.perhorti.id/index.php/epros <p>Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan Hortikultura Indonesia (PERHORTI)</p> en-US Wed, 27 Dec 2023 00:00:00 +0000 OJS 3.3.0.7 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Pengaruh BAP (Benzyl Amino Purine) dan NAA (Naphthalene Acetic Acid) terhadap Multiplikasi Tanaman Nilam Aceh https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/82 <p>Tanaman nilam (<em>Pogostemon cablin</em>) merupakan tanaman perkebunan dengan nilai ekonomi tinggi sebagai penghasil minyak nilam. Minyak asiri banyak dimanfaatkan oleh industri sebagai bahan baku industri pangan, parfum, kosmetik, maupun farmasi. Permasalahan yang dialami dalam proses budidaya tanaman nilam yaitu perbanyakan stek rentan menularkan penyakit dan tidak efisien waktu. Hal tersebut dapat diatasi dengan perbanyakan secara cepat dan massal melalui kultur jaringan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dan konsentrasi optimal pemberian hormon BAP dan NAA terhadap multiplikasi tanaman nilam. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan faktor pertama BAP (0,25 mg/L, 0,50 mg/L, dan 0,75 mg/L) dan faktor kedua NAA (0 mg/L, 0,05 mg/L, 0,10 mg/L, dan 0,15 mg/L). Setiap perlakuan kombinasi hormon BAP dan NAA diulang sebanyak 3 ulangan. Analisis data menggunakan ANOVA dan uji lanjut dengan uji DMRT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penambahan hormon BAP dan NAA berpengaruh terhadap multiplikasi tunas tanaman nilam. Perlakuan BAP 0,5 mg/L menunjukkan perlakuan terbaik yang menghasilkan rata–rata waktu kedinian munculnya tunas 12,42 HST, persentase tumbuh tunas sebesar 100%, rata-rata jumlah tunas per eksplan tertinggi yaitu 10,08 tunas per eksplan, rata-rata tinggi tunas per eksplan tertinggi yaitu 2,2 cm dan rata-rata jumlah daun per eksplan tertinggi yaitu 34,33 helai.</p> <p><strong>Kata kunci:&nbsp; </strong>nilam, multiplikasi, BAP, NAA</p> Didik Pudji Restanto, Fairuz Luthfi Hanifah, Muhammad Candra Prayoga, Sholeh Avivi, Sigit Soeparjono, Parawita Dewanti Copyright (c) 2023 Didik Pudji Restanto, Fairuz Luthfi Hanifah, Muhammad Candra Prayoga, Sholeh Avivi, Sigit Soeparjono, Parawita Dewanti https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/82 Wed, 27 Dec 2023 00:00:00 +0000 Pertumbuhan Akar dan Tajuk Bibit Kelor (Moringa oleifera Lamk) pada Komposisi Media dan Bahan Tanam yang Berbeda https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/81 <p>Tanaman kelor (<em>Moringa oleifera</em> Lam) tahan kekeringan dan dapat diperbanyak dengan setek batang dan biji. Komposisi media tanam dalam pembibitan sangat berperan terhadap persemaian untuk pembentukan akar bibit. Mekanisme adaptasi tanaman terhadap kekeringan dengan mengembangkan perakaran. Tanaman yang lebih mengutamakan pertumbuhan akar daripada tajuknya mempunyai kemampuan lebih baik untuk bertahan pada kondisi kekeringan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi media dan bahan tanam terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kelor. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Agroekoteknologi FP Universitas Trunojoyo Madura pada bulan Januari sampai dengan April 2021, menggunakan RAK Faktorial. Faktor komposisi media tanam terdiri dari M1 (tanah dan pupuk kotoran sapi (2:1), M2 (tanah, pupuk kotoran sapi, arang sekam (1:1:1), dan M3 (tanah, pupuk kotoran sapi, cocopeat (1:1:1). Faktor bahan tanam terdiri dari B1 (setek), B2 (bibit/biji). Analisis data menggunakan ANSIRA taraf 5%, apabila terdapat pengaruh nyata maka dilakukan uji lanjut BNJD. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan komposisi media tanam tidak berpengaruh nyata pada semua parameter. Perlakuan bahan tanam biji memiliki pengaruh nyata pada parameter bobot basah tanaman, bobot kering tanaman, rasio akar tajuk, volume akar, dan tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar. Interaksi kedua perlakuan&nbsp; berpengaruh tidak nyata pada semua parameter.</p> <p><strong>Kata kunci</strong> : bahan tanam, kelor, media tanam</p> Catur Wasonowati, Yogi Wahyu Pradana Copyright (c) 2023 Catur Wasonowati, Yogi Wahyu Pradana https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/81 Wed, 27 Dec 2023 00:00:00 +0000 Pengaruh Jenis Media Tanam dan Konsentrasi Ekoenzim Terhadap Pertumbuhan Anggrek Dendrobium Pasca Aklimatisasi https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/80 <p>Anggrek <em>Dendrobium</em> merupakan tanaman hias yang pertumbuhannya relatif lambat oleh karena itu perlu upaya untuk meningkatkan kecepatan pertumbuhannya dengan cara memanipulasi lingkungan tempat tumbuhnya maupun melalui rekayasa pemupukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan interaksi antara jenis media tanam dan konsentrasi ekoenzim yang menghasilkan pertumbuhan anggrek terbaik pasca aklimatisasi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor pertama adalah jenis media tanam terdiri dari media arang kayu, media moss hitam, media pakis. Faktor kedua adalah konsentrasi ekoezim dengan 4 taraf perlakuan yaitu: 0, 5, 10 dan 20 ml/L. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara jenis media tanam dan konsentrasi ekoenzim terhadap tinggi tanaman. Media tanam arang kayu dan konsentrasi ekoenzim 10 ml/L serta media moss hitam pada konsentrasi ekoenzim 5 ml memberikan tinggi tanaman anggrek <em>D</em><em>endrobium</em> pasca aklimatisasi terbaik. Tetapi pertambahan panjang akar terbaik diperoleh pada media pakis serta konsentrasi ekoenzim 10 ml/L. Jumlah akar terbanyak dihasilkan pada perlakuan ekoenzim 10 ml/L.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : ekoenzim, media tanam, anggrek <em>D</em><em>endrobium</em>, aklimatisasi</p> Adrianus Rhaki Wenggo, Umul Aiman, Warmanti Mildaryani Copyright (c) 2023 Adrianus Rhaki Wenggo, Umur Aiman, Warmanti Mildaryani https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/80 Wed, 27 Dec 2023 00:00:00 +0000 Pertumbuhan Seedling Anggrek Dendrobium pada Dua Jenis Media dan Penambahan Ekstrak Nanas secara In vitro https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/79 <p>Perbanyakan <em>in vitro</em> merupakan metode alternatif dalam perbanyakan anggrek. Modifikasi media dan bahan tambahan organik dalam kultur jaringan merupakan salah satu upaya meningkatkan pertumbuhan&nbsp; tanaman anggrek.&nbsp; Tujuan penelitian adalah mengetahui interaksi perlakuan berbagai jenis media dengan penambahan konsentrasi ekstrak nanas, mengetahui pengaruh penggunaan media ½ MS atau Growmore dan mengetahui pengaruh penambahan ekstrak nanas untuk pertumbuhan <em>seedling</em> anggrek <em>Dendrobium</em> secara <em>in vitro</em>. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Agustus 2023 di Laboratorium Kultur Jaringan, Universitas Bangka Belitung. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dan dianalisis dengan uji ANOVA, apabila berbeda nyata diuji lanjut menggunakan <em>Duncan’s Multiple Range Test</em> (DMRT).&nbsp; Faktor pertama adalah jenis media, yakni ½ MS dan Growmore. Faktor kedua adalah konsentrasi ekstrak nanas, yakni 0 g, 100 g, dan 200 g. Hasil penelitian menunjukkan Media Growmore menghasilkan pertumbuhan akar <em>seedling</em> anggrek <em>Dendrobium </em>sp. <em>in vitro</em> terbaik dengan meningkatnya jumlah akar dan panjang akar secara nyata dibandingkan media ½ MS. Media ½ MS atau Growmore tanpa penambahan ekstrak nanas menghasilkan pertumbuhan <em>seedling</em> anggrek <em>Dendrobium </em>sp. <em>in vitro</em> lebih baik dibandingkan dengan penambahan ekstrak nanas.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : <em>dendrobium</em> sp, media, konsentrasi, nanas</p> Pipit Puspita, Tri Lestari, Maera Zarasi Copyright (c) 2023 Pipit Puspita, Tri Lestari, Maera Zarasi https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/79 Wed, 27 Dec 2023 00:00:00 +0000 Induksi Kalus pada Tunas Basal Anggrek Dendrobium sp Menggunakan Hormon 2,4-D Melalui Somatic Embryogenesis https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/78 <p>Anggrek adalah salah satu tanaman hias yang memiliki nilai estetika tinggi karena memiliki keunikan dilihat dari bentuk, warna bunga dan karakteristik lainnya sehingga diminati oleh banyak konsumen. Perbanyakan melalui S<em>omatic </em><em>E</em><em>mbryogenesis</em> dalam menginduksi kalus merupakan tahapan penting, sehingga membutuhkan zat pengatur tumbuh yang sesuai. Zat pengatur tumbuhan 2,4-D salah satu jenis auksin terbaik untuk menginduksi kalus yang mampu merangsang pembelahan sel pada eksplan, mendorong pembentukan dan pertumbuhan kalus. Tujuan penelitian untuk memperoleh konsentrasi 2,4 D yang terbaik dalam induksi kalus pada tunas basal pada anggrek <em>Dendrobium sp</em>. melalui <em>Somatic Embryogenesis.</em> Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan konsentrasi 2.4-D yang terdiri dari 4 taraf yaitu: 2 ppm, 2,5 ppm, 3 ppm, 3,5 ppm dan hasilnya diuji lanjut dengan menggunakan DMRT taraf 5%.&nbsp; Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi terbaik untuk pembentukan kalus embriogenik adalah 3,5 ppm 2,4-D dengan persentase tumbuh kalus 92%, waktu waktu kemunculan kalus 14 hari, warna kalus hijau tua dengan skoring 7,5 GY 8/10, dan tekstur remah.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : kalus embriogenik, globular, auksin, eksplan anggrek</p> Parawita Dewanti, Sinta Sari, Laily Ilman Widuri, Sigit Soeparjono, Didik Pudji Restanto, Bambang Sugiharto, Tri Agus Siswoyo Copyright (c) 2023 Parawita Dewanti, Sinta Sari, Laily Ilman Widuri, Sigit Soeparjono, Didik Pudji Restanto, Bambang Sugiharto, Tri Agus Siswoyo https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/78 Wed, 27 Dec 2023 00:00:00 +0000 Pengaruh Campuran Calophyllum soulattri, Piper aduncum, serta Sesamum indicum terhadap Kematian dan Antimakan Spodoptera frugiperda https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/77 <p>Kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan <em>Spodoptera frugiperda</em> pada tanaman jagung manis menimbulkan kerugian ekonomi cukup tinggi. Insektisida botani dapat menjadi alternatif pengendalian terhadap hama ini. Penelitian ini menguji beberapa ekstrak tanaman dalam bentuk tunggal dan campuran terhadap kematian dan antimakan <em>S. frugiperda</em>. Ekstrak tanaman yang digunakan yaitu ekstrak etanol <em>Calophyllum soulattri,</em> ekstrak metanol<em> Piper aduncum,</em> dan minyak <em>Sesamum indicum. </em>Pengujian dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 13 perlakuan dan 3 ulangan. Aplikasi ekstrak menggunakan metode pengolesan sebanyak 100 ul pada masing-masing permukaan daun jagung berukuran 4x4 cm<sup>2</sup>. Selanjutnya daun diberikan pada larva <em>S. frugiperda</em> instar II. Pengamatan kematian dan antimakan dilakukan pada 48 jam setelah perlakuan. Hasil uji menunjukkan bahwa aplikasi campuran <em>C. soulattri </em>dan <em>S. indicum</em> (4:1) serta <em>C. soulattri</em> dan <em>P. aduncum</em> (1:2) merupakan perlakuan terbaik dalam menyebabkan kematian tertinggi dan persentase konsumsi pakan terendah terhadap <em>S. frugiperda</em>. Adapun nilai kematian dan persentase konsumsi pakan pada konsentrasi 0,8% campuran <em>C. soulattri </em>dan <em>S. indicum</em> (4:1) adalah 100% dan 0,969%, serta <em>C. soulattri</em> dan <em>P. aduncum</em> (1:2) yaitu 100% dan 0,458%. Perlakuan insektisida campuran dengan bahan sinergis (<em>S. indicum</em>) dan antar insektisida (<em>P. aduncum </em>dan<em> C. soulattri</em>) dapat meningkatkan toksisitas insektisida dan pengaruh antimakan dibandingkan perlakuan tunggalnya.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : insektisida botani, kematian, konsumsi pakan, sinergistik</p> Neneng Sri Widayani, Danar Dono, Yusup Hidayat, Safri Ishmayana, Edy Syahputra Copyright (c) 2023 Neneng Sri Widayani, Danar Dono, Yusup Hidayat, Safri Ishmayana, Edy Syahputra https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/77 Wed, 27 Dec 2023 00:00:00 +0000 Pengaruh Tetua Betina pada Hasil Persilangan Cabai (Capsicum annuum L.) terhadap Morfologi Daun https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/76 <p>Pemuliaan cabai (<em>Capsicum annuum</em> L) terhadap cekaman biotik, khususnya kutu kebul (<em>Bemisia tabaci</em> Genn.), memerlukan informasi pola pewarisan sifat ketahanan terhadap kutu kebul.&nbsp; Morfologi daun merupakan salah satu karakter seleksi ketahanan terhadap kutu kebul. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh tetua betina (<em>maternal effect</em>) terhadap morfologi daun hasil persilangan cabai varietas Ungara (sangat tahan kutu kebul) dan varietas Anies (tahan kutu kebul) dan menduga aksi gen yang mengendalikan. Penelitian dilakukan di rumah plastik Sinar Alam Sari, Cibeureum, Dramaga, Bogor pada bulan Juni hingga Desember 2021. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan empat genotype, yaitu : P1 (Ungara sebagai tetua betina), P2 (Anies sebagai tetua jantan), F1, dan F1R (F1 resiprocal). Semua perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga terdapat 12 unit percobaan. Analisis data penelitian menggunakan uji T. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa adanya pengaruh tetua betina pada karakter jumlah stomata dan trikhoma. Tidak ada pengaruh tetua betina pada karakter ketebalan epidermis, panjang dan kerapatan palisade, tebal daun, dan warna daun sehingga pewarisan karakter ini berasal dari gen yang berada di dalam inti sel.</p> <p><strong>Keyword</strong> : cabai, kutu kebul, stomata, trikhoma</p> Tengku Laila Kamaliah, Muhammad Syukur, Sobir, Awang Maharijaya, Purnama Hidayat Copyright (c) 2023 Tengku Laila Kamaliah, Muhammad Syukur, Sobir, Awang Maharijaya, Purnama Hidayat https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/76 Wed, 27 Dec 2023 00:00:00 +0000 Keragaan Dua Galur Jeruk Hasil Induksi Mutasi Terseleksi Huanglongbing di Lapang dan In Vitro https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/75 <p>Jeruk merupakan salah saru komoditas hortikultura paling banyak beredar di pasar. Perkembangan pasar yang baik nyatanya masih terganggu dengan serangan penyakit Huanglongbing (HLB). Kurangnya ketersediaan varietas tahan HLB menjadi kendala dalam pengembangan jeruk. Peningkatan produksi jeruk dilakukan dengan pengembangan varietas baru tahan HLB. Pengembangan ini telah dilakukan pada tahun 2018 melalui teknik mutagenesis in-vitro yang menghasilkan beberapa galur. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati keragaan galur mutan terseleksi HLB di lapang dan diuji kesamaan populasi F1 dengan tetuanya. Penelitian dilakukan dengan cara mengamati keragaan galur mutan dengan mengamati karakter morfologi dan sitologi daun. Pengamatan morfologi daun dilakukan terhadap ukuran, dan bentuk daun. Pengamatan sitologi dilakukan terhadap bentuk, ukuran dan densitas stomata. Hasil pengamatan menunjukkan adanya kesamaan pada morfologi daun tanaman tetua dengan morfologi daun embrio zigotik maupun nucelar, pada sitologi daun terdapat perbandingan yang seragam antara ukuran stomata daun tetua dengan stomata pada embrio zigotik maupun nucelar. Kesamaan keragaan morfologi dan sitologi daun diharapkan galur keturunan jeruk yang diamati masih mempertahankan sifat tahan HLB dari tanaman Tetua. Pengujian ketahanan dilakukan secara in vitro jika populasi F1 sudah dapat digandakan.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : jeruk, huanglongbing, morfologi, sitologi, stomata</p> Raphael Octobrich Didimus, Agus Purwito, Aulia Floribunda Harp, Ali Husni, Kristianto Nugroho, Mia Kosmiatin Copyright (c) 2023 Raphael Octobrich Didimus, Agus Purwito, Aulia Floribunda Harp, Ali Husni, Kristianto Nugroho, Mia Kosmiatin https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/75 Wed, 27 Dec 2023 00:00:00 +0000 Pengaruh Dosis Pupuk Silika dan Bokhasi terhadap Hasil dan Kualitas Buah Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill.) https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/74 <p>Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi dan&nbsp; kualitas&nbsp; buah tomat adalah melalui pemupukan Silika yang berperan dalam meningkatkan kekerasan daging buah tomat. Pupuk bokhasi berperan dalam meningkatkan kesuburan, Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi masalah produksi dan kualitas buah tomat yang cenderung menurun. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Faperta dan laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Jember mulai bulan Juni sampai dengan September 2022 dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial (4x4) diulang 3 kali. Faktor yang diteliti&nbsp; yaitu aplikasi&nbsp; dosis pupuk Silika dan dosis pupuk bhokasi. Perlakuan dosisi pupuk Silika (S), terdiri dari 4 taraf : (S1=0,2 ), (S2= 0,3 ), (S3= 0,4) , (S4= 0,5) gr/tanaman, dan perlakuan dosis pupuk bokhasi (B), terdiri dari 4 taraf : (B1=150), (B2=200), (B3= 250), (B4= 300 ) gr/tanaman. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan interaksi B3S3 (Silika 0,4 gr/tanaman dengan bokhasi 250 gr/tanaman) berpengaruh sangat nyata terhadap berat buah pertanaman namun tidak berpengaruh nyata terhadap kekerasan daging buah tomat.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : buah klimaterik, pupuk silika, bokhasi</p> Sigit Soeparjono, Julinda Asrining Tyastitik, Parawita Dewanti, Didik Puji Restanto Copyright (c) 2023 Sigit Soeparjono, Julinda Asrining Tyastitik, Parawita Dewanti, Didik Puji Restanto https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/74 Wed, 27 Dec 2023 00:00:00 +0000 Pengaruh Dosis Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea mays saccharata L.) https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/73 <p>Tanaman jagung manis memiliki prospek cerah dan menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan petani, maka dari itu dibutuhkan berbagai cara dan solusi untuk meningkatkan produktivitas jagung manis. Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) mampu memperbaiki sifat fisik, biologi tanah dan kimia tanah serta mengandung kalium yang tinggi. Penelitian tentang jagung manis ini bertujuan untuk mendapatkan dosis kompos TKKS yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 taraf perlakuan dan 4 ulangan yaitu dosis kompos tandan kosong kelapa sawit; 0, 8, 16, 24 dan 32 ton/ha. Data pengamatan dianalisis dengan uji F jika F hitung perlakuan lebih besar dari F tabel dilanjutkan dengan uji <em>Duncans News Multipple Range Test</em> taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompos tandan kosong kelapa sawit pada dosis 32 ton/ha memberikan pertumbuhan yang terbaik pada tinggi tanaman dan hasil yang terbaik pada panjang tongkol berkelobot, diameter tongkol berkelobot, bobot tongkol berkelobot, bobot tongkol tanpa kelobot dan hasil tongkol berkelobot per hektar.</p> <p><strong>kata kunci</strong> : kompos, TKKS, jagung manis, hasil</p> Netti Herawati, Nilla Kristina, Auzar Syarief, M Irvan Copyright (c) 2023 Netti Herawati, Auzar Syarief, M Irvan https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/73 Wed, 27 Dec 2023 00:00:00 +0000 Prospek dan Tantangan Penanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) di Musim Hujan pada Lahan Kering Pasiran Kabupaten Lombok Utara https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/72 <p>Harga cabai rawit di musim hujan umumnya lebih tinggi dari harga di musim kemarau. Tanaman cabai rawit berproduksi optimal pada musim kemarau, khususnya di lahan-lahan yang berpengairan teknis. Namun pada musim hujan, di lahan-lahan yang bertekstur berat, tanaman ini tidak bisa berproduksi secara optimal. Selain itu, tingginya persentase gugur bunga dan banyaknya gangguan dari organisme pengganggu tanaman berkontribusi terhadap rendahnya hasil tanaman. Akibatnya, tidak banyak petani yang mau mengusahakan komoditi ini di musim hujan. Padahal tekstur tanah di lahan kering di Kabupaten Lombok Utara (KLU) didominasi oleh fraksi pasir sehingga potensi untuk terjadinya genangan di musim hujan sangat kecil. Kondisi seperti ini menjadi tempat yang ideal untuk melakukan budidaya tanaman cabai rawit di musim hujan sehingga petani di lahan kering pasiran mempunyai peluang untuk memperoleh pendapatan yang lebih baik. Namun, lahan kering pasiran umumnya memiliki tingkat kesuburan yang sangat rendah sehingga membutuhkan masukan pertanian yang tinggi untuk dapat menghasilkan hasil yang optimal. Variabilitas curah hujan yang tinggi sebagai dampak dari perubahan iklim juga menjadi masalah lainnya. Tulisan ini mengulas aspek biofisik lahan kering pasiran di KLU untuk penanaman cabai rawit di musim hujan.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: cabai, gugur bunga, hujan, tekstur tanah</p> I Komang Damar Jaya Copyright (c) 2023 I Komang Damar Jaya https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/72 Wed, 27 Dec 2023 00:00:00 +0000 Penentuan Dosis Letal Filtrat Patogen untuk Penyeleksi Penyakit Layu Fusarium dan Bercak Ungu pada Bawang Merah https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/71 <p>Bawang merah (<em>Allium ascalonicum</em> L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak dikonsumsi di Indonesia sebagai bahan masakan maupun obat. Salah satu masalah dalam budidaya bawang merah adalah serangan layu fusarium dan bercak ungu. Penelitian ini bertujuan menentukan dosis konsentrasi filtrat patogen <em>Fusarium oxysporum</em> dan <em>Alternaria porri</em> yang dapat mematikan tunas bawang merah secara <em>in vitro</em> sehingga dosis ini dapat digunakan sebagai agen penyeleksi untuk ketahanan terhadap penyakit layu fusarium dan bercak ungu. Perlakuan yang diberikan adalah media tanam bawang merah (kontrol) dan media filtrat patogen. Media yang diberi filtrat patogen <em>F. oxysporum</em> (F) dan <em>A. porri</em> (A) terdiri dari beberapa konsentrasi yaitu : (F10%), (F20%), (F30%), (F40%), (F50%) dan (A10%), (A20%), (A30%), (A40%). Data diperoleh dari pengamatan visual terhadap tunas yang dilakukan 12 hari untuk pengamatan pertumbuhan sedangkan pengamatan kematian &nbsp;selama 19 hari. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan tunas yang ditanam pada media filtrat patogen lebih lambat dibandingkan pertumbuhan tunas yang ditanam pada media kontrol. Berdasarkan hasil penelitian konsentrasi filtrat <em>A. porri</em> 20%, 30%, 40% dan <em>F. oxysporum</em> 30%, 40%, 50% dapat digunakan sebagai dosis penyeleksi terhadap penyakit bercak ungu dan layu fusarium.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : ketahanan penyakit, seleksi <em>in vitro.</em></p> Cahyani Anggoro Putri, Muhammad Fadhil Rahman, Aulia Floribunda Harp, Agus Purwito, Ali Husni, Chaereni, Alina Akhdiya, Mia Kosmiatin Copyright (c) 2023 Cahyani Anggoro Putri, Muhammad Fadhil Rahman, Aulia Floribunda Harp, Agus Purwito, Ali Husni, Chaereni, Alina Akhdiya, Mia Kosmiatin https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/71 Wed, 27 Dec 2023 00:00:00 +0000 Aplikasi Pupuk Organik Padat dan POC Herbafarm untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/70 <p>Penelitian bertujuan untuk mengetahui kombinasi pupuk organik padat dan POC Herbafarm yang tepat untuk mendukung pertumbuhan dan hasil tanaman sawi. Penelitian&nbsp; dilaksanakan di Desa Olobojo Kecamatan Sigi-Biromaru Kabupaten Sigi, pada bulan Mei-Juli 2023. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial. Faktor pertama dosis pupuk organik padat, terdiri atas: tanpa pupuk, dan aplikasi pupuk organik padat 15 t/ha. Faktor kedua konsentrasi POC Herbafarm, terdiri atas 0, 5, 10, 15 dan 20 ml/L air. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk organik padat 15 t/ha dengan konsentrasi POC Herbafarm 20 ml/L air menghasilkan jumlah daun terbanyak. Pupuk organik padat 15 ton/ha menghasilkan Berat kering total pertanaman; Total luas daun per tanaman; Laju asimilasi bersih (LAB); Laju pertumbuhan tanaman (LPT); dan Indeks luas daun (ILD) lebih tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan tanpa pupuk organik padat. Aplikasi POC Herbafarm konsentrasi 20 ml/L air menghasilkan berat kering total per tanaman, total luas daun dan indeks luas daun yang paling tinggi dan berbeda nyata dengan tanpa pemberian bio-organik cair; sedangkan LAB tertinggi pada umur 15 -20 HST diperoleh pada perlakuan 10-20 ml/L POC herbafarm dan LPT tertinggi pada umur 20-25 HST didapatkan pada perlakuan konsentrasi POC Herbafarm 15-20 ml/L air.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : sayuran, pertanian organik, ramah lingkungan</p> Bahrudin, Muhammad Ansar, Iskandar Copyright (c) 2023 Bahrudin, Muhammad Ansar, Iskandar https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/70 Wed, 27 Dec 2023 00:00:00 +0000 Penentuan Dosis Pupuk Kandang Ayam untuk Produksi Paria secara Organik https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/69 <p>Paria merupakan sayuran buah dengan rasa pahit yang berpotensi sebagai obat herbal terutama mengatasi diabetes, sehingga paria juga disebut sebagai sayuran fungsional. Paria mengandung metabolit sekunder seperti terpenoid, flavonoid, dan turunan fenolat. Sebagai bahan obat herbal, paria sebaiknya dibudidayakan secara organik. Pupuk organik sebagai sumber hara utama dapat berupa pupuk kandang ayam karena kelebihannya lebih mudah terdekomposisi. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh dosis pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan produksi buah paria, dengan bahan coba varietas Opal F1. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2023 di Lahan Organik Kebun Percobaan IPB di Desa Cikarawang, Bogor (6°32'59.0"LS 106°43'42.9"BT). Percobaan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak satu faktor, yaitu dosis pupuk kandang ayam terdiri atas 0, 10, 20, dan 30 ton ha<sup>-1</sup> dan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan dosis aplikasi pupuk kandang ayam meningkatkan pertumbuhan tanaman paria yang meningkatnya jumlah daun, tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah bunga jantan, bobot brangkasan, dan luas daun, serta mempercepat umur pembungaan. Pemberian pupuk kandang ayam juga meningkatkan ukuran buah, ketebalan daging buah, bobot buah, serta bobot buah per tanaman dengan hasil tertinggi sebesar 498.55 g tanaman<sup>-1</sup>. Produktivitas buah paria tertinggi sebesar 9.09 ton ha<sup>-1 </sup>dengan dosis pupuk kandang sebesar 30 ton ha<sup>-1</sup>.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: edible portion, <em>momordica charantia </em>l., pupuk organik</p> Miguel Jabary, Maya Melati, Arifin Aziz Copyright (c) 2023 Miguel Jabary, Maya Melati, Arifin Aziz https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/69 Wed, 27 Dec 2023 00:00:00 +0000 Produksi Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L.) pada Berbagai Konsentrasi Paklobutrazol dan Pupuk Magot https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/68 <p>Penelitian dilakukan di lahan pertanian di Desa Sukamaju, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, pada bulan Oktober 2022-Februari 2023. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perlakuan paklobutrazol dan dosis pupuk magot pada hasil tanaman terung. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial. Faktor pertama adalah Paklobutrazol yang terdiri dari 3 taraf 0, 125, 150 dan 175 ppm. Faktor kedua Pupuk Magot yaitu pada dosis 100, 200, dan 300 g. Data-data selanjutnya dianalisis menggunakan <em>analysis of variance</em> (ANOVA) dengan uji lanjut BNT pada taraf 5%. Parameter penelitian ini adalah: (1) Tinggi Tanaman, (2) Jumlah Cabang, (3) Jumlah buah per petak, (4) Panjang buah per petak, (5) Bobot buah per petak, (6) produksi per hektar. Hasil penelitian yaitu: interaksi perlakuan paklobutrazol dan pupuk magot memberikan pengaruh terhadap hasil terung pada parameter jumlah cabang umur tanaman 56 HST dan 70 HST. Interaksi kombinasi paklobutrazol 175 ppm dengan pupuk magot 200 g memiliki hasil yang terbaik. Perlakuan paklobutrazol 150 ppm memberikan hasil yang lebih baik terhadap bobot buah per petak pada panen ke 4 (1188,89 g per petak) dan produktivitas (15,83 Ton.Ha<sup>-1</sup>) sedangkan paklobutrazol 175 ppm memberikan hasil yang lebih baik pada tinggi tanaman, jumlah cabang dan jumlah buah. Perlakuan pupuk magot 200 g memberikan hasil yang lebih baik terhadap parameter tinggi tanaman pada umur 70 hari (63,99 cm), jumlah cabang (10,56 cabang) dan produktivitas (15,74 Ton.Ha<sup>-1</sup>).</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : paklobutrazol, pupuk magot, terung</p> Yenisbar, Dinar Wahyu Diwa, Wayan Rawiniwati Copyright (c) 2023 Yenisbar, Dinar Wahyu Diwa, Wayan Rawiniwati https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/68 Wed, 27 Dec 2023 00:00:00 +0000 Pengaruh Pupuk Hayati dan Rock Fosfat Terhadap Pertumbuhan serta Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Media Gambut https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/67 <p>Lahan pertanian yang terus berkurang akibat alih fungsi lahan membuat petani Riau mulai membudidayakan tanaman pada lahan-lahan marginal seperti gambut. Tingkat kesuburan tanah yang rendah pada tanah gambut perlu diperbaiki yaitu dengan pemberian pupuk hayati dan rock fosfat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi pupuk hayati dan pupuk rockfosfat terhadap pertumbuhan serta produksi tanaman bawang merah pada media gambut. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Islam Riau, Kota Pekanbaru. Penelitian dilaksanakan dari bulan September-November 2022. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah pupuk hayati terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu 0; 0,6; 1,2; dan 1,8 g per polibag dan faktor kedua adalah pupuk rock fosfat terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu 0; 0,5; 1; dan 1,5 g per polibag. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah umbi perumpun, berat umbi basah perumpun, berat umbi kering perumpun, berat umbi per umbi dan diameter umbi. Analisis data menunjukkan pengaruh nyata interaksi pemberian pupuk hayati dan pupuk rock fosfat terhadap semua parameter pengamatan. Perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan pupuk hayati dosis 1,8 g per polibag dan pupuk rock fosfat 1,5 g per polibag.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : bawang merah, gambut, pupuk hayati<em>, </em>rock fosfat</p> Agus Albani, Raisa Baharuddin Copyright (c) 2023 Agus Albani, Raisa Baharuddin https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/67 Wed, 27 Dec 2023 00:00:00 +0000 Regenerasi Cakram Bawang Putih Varietas Tawangmangu Baru Secara In Vitro https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/66 <p>Bawang putih (<em>Allium sativum </em>L.) merupakan tanaman hortikultura yang penting di Indonesia sebagai bumbu masakan dan sebagai tanaman obat. Salah satu kultivar lokal terbaik yaitu Tawangmangu Baru yang memiliki umbi besar-besar dan pertumbuhannya bagus, sehingga sangat baik untuk diperbanyak. Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis eksplan dan formula media terbaik untuk memperbanyak bawang putih kultivar Tawangmangu Baru secara <em>in vitro</em>. Bahan tanam yang digunakan berupa eksplan cakram bawang putih varietas Tawangmangu Baru yang sudah disterilisasi. Rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap dengan 5 ulangan. Perlakuan yang diuji adalah jenis eksplan dan formula media. Jenis eksplan yang diuji adalah cakram yang dipotong secara horizontal dan vertikal, sementara formula media yang diuji adalah media T3 dan T4. Pengamatan dilakukan terhadap waktu tumbuh tunas, jumlah tunas, tinggi tunas, dan jumlah daun pada eksplan bawang putih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi media pertumbuhan terbaik yaitu T3 (MS + NAA 0,1 ml L<sup>-1</sup> + kinetin 1,5 ml L<sup>-1</sup> + <em>Casein hydrolysate </em>0,25 g L<sup>-1</sup>) dengan cakram yang dipotong secara vertikal menghasilkan waktu inisiasi tunas tercepat 3 HST, rataan jumlah tunas (2,77), tinggi tunas (3,95 cm), dan jumlah daun (4,13 helai). Jenis eksplan cakram yang dipotong secara vertikal memberikan hasil yang berbeda nyata dengan eksplan yang dipotong secara horizontal.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : <em>allium sativum</em> l., regenerasi, tawangmangu baru, in vitro</p> Muhammad Fadhil Rahman, Aulia Floribunda Harp, Agus Purwito, Ali Husni, Kristianto Nugroho, Mia Kosmiatin Copyright (c) 2023 Muhammad Fadhil Rahman, Aulia Floribunda Harp, Agus Purwito, Ali Husni, Kristianto Nugroho, Mia Kosmiatin https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/66 Wed, 27 Dec 2023 00:00:00 +0000 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Benih Kentang G0 di Indonesia https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/65 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi benih kentang G0 di Indonesia. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Februari hingga Agustus 2016 terhadap 28 penangkar benih kentang G0 yang dipilih secara sengaja di daerah sentra produksi benih kentang, di 6 propinsi di Indonesia. Terdapat enam variabel yang digunakan untuk melihat hal tersebut, yakni luas screen tanam, kapasitas screen, jumlah stek kentang yang ditanam, rata-rata panen per tanaman, tenaga kerja dan pupuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel luas screen penanaman, kapasitas screen, jumlah stek kentang yang ditanam, rata-rata panen kentang per tanaman dan tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap produksi benih kentang G0 dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Sementara itu penggunaan pupuk tidak berpengaruh terhadap produksi benih kentang G0. Hasil Anova menunjukkan keseluruhan variabel secara bersama-sama berpengaruh terhadap produksi benih kentang G0, dengan nilai Sig. 000 &lt; 0,05. Penelitian ini menyimpulkan bahwa 98,6% produksi benih kentang G0 dipengaruhi oleh variabel luas screen tanam, kapasitas screen, jumlah stek yang ditanam, rata-rata panen knol kentang per tanaman, tenaga kerja dan pupuk. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : kapasitas <em>screen,</em> knol, panen, stek</p> Asma Sembiring Copyright (c) 2023 Admin2 Perhorti https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://epros.perhorti.id/index.php/epros/article/view/65 Wed, 27 Dec 2023 00:00:00 +0000